Siap Siaga Semangat, demikian moto petugas operasi dan pemeliharaan (OP) Daerah Irigasi (DI) Pijenan Kamijoro. DI Pijenan Kamijoro adalah DI kewenangan provinsi yang berada di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga petugas OP DI Pijenan Kamijoro berstatus tenaga harian lepas pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumberdaya Mineral, DIY.
DI Pijenan Kamijoro (2309,71 ha) mendapat suplai air dari dua bangunan pengambilan yaitu Bendung Pijenan yang menyadap air dari Sungai Bedog dan Intake Kamijoro yang mengambil air dari Sungai Progo. Wilayah DI Pijenan Kamijoro dibagi menjadi 3 wilayah kejuron yaitu Kejuron Pijenan Hulu (454,79 ha), Kejuron Pijenan Kanan (996,52 ha), dan Kejuron Pijenan Kiri (858,40 ha).
Pada tahun 2018, Juru Pijenan Kiri Antoni Primer Haryanto, terpilih sebagai Juru Teladan Tingkat DIY. Antoni telah menjadi juru sejak tahun 2013 setelah sebelumnya bertugas sebagai Penjaga Pintu Air (PPA) di wilayah yang sama.
Selama bertugas sebagai juru, Antoni melaksanakan tugas-tugas operasi dan pemeliharaan seperti penjaringan usulan tanaman, sosialisasi pola tanam, pencatatan data debit dan tanaman, bersama PPA mengoperasikan pintu-pintu air, serta pemeliharaan berkala dan rutin. Antoni juga berkoordinasi dengan berbagai fihak terutama Perkumpulan Petani Pemaka Air (P3A) dan desa-desa yang memperoleh air dari DI Pijenan Kamijoro.
Antoni melaksanakan tugas juru sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan bersama dengan petugas OP lain di wilayah Sekunder Pijenan Kiri. Selain itu, Antoni juga memunculkan beberapa inovasi sosial kemasyarakatan sebagai respon terhadap kebutuhan petani.
Pada tahun 2015, Antoni bersama dengan dua juru lain di wilayah DI Pijenan Kamijoro serta P3A, GP3A, IP3A, dan pemerintah desa-desa yang mendapat oncoran DI Pijenan Kamijoro menyepakati jadwal giliran air. Keputusan jadwal giliran air berdasarkan hari pasaran dan jam diperoleh dari hasil diskusi dan simulasi yang rumit antara luas areal, jarak pintu pengambilan dari bendung, serta pertimbangan fairness petani. Jadwal giliran berlaku jika faktor K kurang dari 1 pada musim kemarau. Apabila dengan giliran tersebut air masih kurang, maka diberlakukan sistem amprah. Amprah dilaksanakan atas permintaan P3A dengan persetujuan desa untuk memfokuskan air pada hamparan atau lokasi tertentu berdasarkan tingkat kekurangan air pada tanaman.
Inovasi yang lain adalah sosial yang lain adalah pembentukan paguyuban yang terdiri dari seluruh petugas OP DI Pijenan Kamijoro, perwakilan desa, serta semua ketua P3A, GP3A dan IP3A. Paguyuban ini berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan di antara anggotanya sehingga kesenjangan pengetahuan OP antara petugas dengan petani dapat dikurangi. Tingkat pengetahuan yang sama akan memperlancar pelaksanaan tugas pengelolaan irigasi dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik. Tidak cukup dengan berbagi pengetahuan internal, anggota paguyuban juga melakukan studi banding ke sistem irigasi lain, antara lain ke Subak Lodtunduh di Bali.
Kesuksesan Antoni melaksanakan tugas juru merupakan perpaduan dari pribadi yang tegas dan pekerja keras dengan masyarakat melalui P3A dan pemerintah desa. Dukungan juga diberikan dari institusi BPSDA DIY. Tidak lupa kerjasama yang baik dari seluruh petugas OP DI Pijenan Kamijoro yang selalu siap – siaga – semangat.
Kontributor: Murtiningrum
Sumber: Profil Kejuron Pengairan Pijenan Kiri DI Pijenan Kamijoro pada Pemilihan Petugas OP Irigasi 2018
Ucapan Terimakasih:
1. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral DIY, penyelenggara Lomba Petugas OP Irigasi
2. Tim Juri Lomba Petugas OP DIY: Sudarto, Nurwidada, Ngadisih, Subarjo