• Tentang UGM
  • Tentang FTP UGM
  • Kanal Pengetahuan UGM
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
Kanal Pengetahuan dan Informasi
  • Tentang Kami
  • E-Learning
    • Menara Ilmu
    • Kuliah Tamu
    • Kuliah Terbuka
    • Continuing Education
  • Riset & Publikasi
    • Penelitian dan Publikasi
    • Pertemuan Ilmiah
    • Dokumentasi Kegiatan
  • Urban Style
    • Berita Populer
    • Gaya Hidup Sehat
  • Kontak Kami
  • Beranda
  • Menara Ilmu
  • Kombucha sebagai Alternatif Minuman Fermentasi yang Menyehatkan

Kombucha sebagai Alternatif Minuman Fermentasi yang Menyehatkan

  • Menara Ilmu
  • 30 October 2017, 00.33
  • Oleh: admin
  • 0

Umumnya, masyarakat masa kini hanya familiar dengan minuman fermentasi berupa yogurt, maupun kefir saja. Padahal, ada beberapa alternatif minuman fermentasi yang dapat menjadi pilihan untuk konsumsi sehari-hari, salah satunya adalah kombucha tea. Kombucha tea sendiri merupakan produk minuman fermentasi larutan teh, serta gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha, yaitu Acetobacter xylinum, serta beberapa jenis khamir Saccharomyces cerevisiae, Zygosaccharomyces bailii, dan Candida sp. Dari adanya proses fermentasi, kombucha tea mengandung berbagai zat, seperti asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, vitamin C, dan alkohol. Kombucha tea mengalami proses fermentasi selama 8-12 hari.

Kombucha tea adalah ramuan minuman kuno yang telah ada secara turun temurun, serta dikonsumsi sebagai penyembuh berbagai penyakit di negara-negara Asia. Kombucha tea merupakan hasil dari simbiosis dari bakteri, serta ragi kombucha. Kombucha tea berfungsi sebagai minuman yang melawan berbagai macam penyakit, seperti pilek & flu, terbebas dari sembelit, sakit maag, nyeri arthritis, dan masalah pencernaan, sedangkan efek positifnya adalah berat badan menjadi seimbang, serta memiliki pola tidur yang lebih sehat.

Untuk proses pembuatan kombucha sendiri adalah sebagai berikut:

1. Bahan yang dibutuhkan

  • 2 liter air bersih
  • 2,5 ons gula pasir putih
  • 5 sachet teh hijau (lepas staplesnya), atau teh hijau setara 5 sachet
  • Teh Kombucha yang sudah asam (cuka) sejumlah kira-kira 10% dari bahan baru yang akan kita buat
  • Jamur Kombucha

2.  Alat-alat yang dibutuhkan

  • Panci stainless steel untuk merebus air.
  • Stoples kaca/gelas bening untuk tempat fermentasi/pembuatan kombucha tea. -Serbet, atau sapu tangan untuk menutup stoples tempat kombucha tea dibuat.
  • Karet gelang, atau tali.

3. Cara pembuatan

  • Rebus 0.5 liter air dalam panci stainless, atau panci email
  • Setelah air mendidih, lalu masukkan daun teh kedalamnya, tutup rapat panci, biarkan selama 2-3 menit. Rata-rata pemakaian daun teh adalah 15 gram/liter.
  • Saring daun teh, serta tambahkan gula. Aduk sampai gula meleleh sempurna.
  • Tambahkan 1.5 liter air dingin sisanya kedalam panci agar teh menjadi cepat dingin.
  • Setelah temperatur sama dengan suhu ruang, pindahkan cairan teh manis tersebut kedalam stoples kaca yang sudah disediakan, sambil disaring.
  • Masukkan kombucha tea biang sebagai starternya, dan kemudian jamur kombuchanya.
  • Tutup stoples kaca tersebut dengan secarik sapu tangan bersih agar debu/lalat buah tidak masuk kedalam stoples namun tetap berjalan sirkulasi udara.
  • Ikat saputangan dengan tali, atau karet agar tidak mudah terbuka (rapat).
  • Diamkan selama 7-12 hari, kemudian kombucha tea bisa dipanen. Selama masa fermentasi, stoples jangan diguncang-guncang. Apabila dirasakan kurang asam, dapat dilanjutkan dengan mendiamkannya kembali selama 1-2 hari.
  • Pada setiap stoples dengan bibit/jamur kombucha yang dipanen akan ada “Baby Kombucha”, yang berupa lapisan tipis di atas jamur kombucha yang lama. Pisahkan “Baby Kombucha” ini di tempat terpisah untuk dijadikan sebagai cadangan. Baby Kombucha ini kemudian berguna untuk dijadikan bibit untuk membuat kombucha tea yang baru.

Oleh: Indah Kartika

 

Referensi:

Cara Membuat Teh Kombucha (https://indokombucha.wordpress.com/cara-membuat-teh-kombucha/)

Related posts:

Fermentasi Pada Roti

Konsep Makanan Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH)

Mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem UGM Mendapat Penghargaan di AESAP Student Design Competitio...

Proses Pengolahan Cokelat Dengan Metode Konvensional (2): Conching

Recent Posts

  • Minyak Sawit: Dibenci tapi Dirindukan
  • Kalene Resik Panene Apik – Sarasehan Gerakan irigasi Bersih Daerah Isimewa Yogyakarta
  • Evaluasi Standar Teknis Embung Pertanian
  • Menara Ilmu Irigasi Memperoleh Penghargaan dari Rektor Universitas Gadjah Mada
  • Pengelolaan Irigasi dan Pengukuran Debit – Workshop untuk Petugas Operasi Bendung Kabupaten Bantul

Categories

  • Berita Populer
  • Biografi
  • Continuing Education
  • Dokumentasi Kegiatan
  • Gaya Hidup Sehat
  • Kuliah Tamu
  • Kuliah Terbuka
  • Menara Ilmu
  • Penelitian dan Publikasi
  • Pertemuan Ilmiah

Menara Ilmu

  • Gasifikasi Biomassa
  • Keamanan Pangan
  • Komentar di:
  • Makanan Fermentasi
  • Makanan Tradisional Sehat
  • Manajemen Irigasi
  • Manajemen Sumber Daya Alam Tropis
  • Pangan Fungsional
  • Smart Farming
  • Supply Chain
  • Teknik Pascapanen
  • Teknik Pengeringan
  • Teknologi Mesin & Alat Pengolah Kakao-Cokelat

Social Media

  • Kanal Pengetahuan FTP on Youtube
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
Kanal Pengetahuan dan Informasi

Jl. Flora No. 1 Bulaksumur
Sleman, Yogyakarta 55281
(+62 274) 589797
kanal.tp@ugm.ac.id

E-Learning

  • Menara Ilmu
  • Kuliah Tamu
  • Kuliah Terbuka
  • Continuing Education

Riset dan Publikasi

  • Penelitian dan Publikasi
  • Pertemuan Ilmiah
  • Dokumentasi Kegiatan

Urban Style

  • Gaya Hidup Sehat
  • Berita Populer

Social Media

instagram facebook youtube

© 2023 Fakultas Teknologi Pertanian UGM

KontributorPeta SitusKebijakan Privasi

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju