“Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa, apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka “malapetaka”, oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner.”
– Ir. Soekarno
Mengutip pernyataan Ir. Soekarno, urgensi ketersediaan pangan merupakan salah satu problem krusial yang masih dihadapi negeri ini. Saat ini, Indonesia dihadapkan pada permasalahan kelaparan, serta gizi buruk yang terus dialami oleh sebagian besar masyarakat. Meninjau kasus yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat, warga yang berada di bawah garis kemiskinan umumnya masih mengalami kesulitan dalam pemenuhan pangan sehari-hari, yang menyebabkan tidak tercapainya angka kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh untuk menunjang kesehatan. Hal ini tentu menjadi sangat ironis, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang kaya akan sumber daya alam, yaitu berbagai jenis bahan pangan, serta hasil pertanian, namun belum mampu memenuhi kebutuhan pangan, serta berdaulat di dalam negeri sendiri.
Ditinjau dari pemasalahan tersebut, Indonesia masih membutuhkan banyak program yang mendukung tercapainya ketahanan, serta kedaulatan pangan. Hingga saat ini, program diversifikasi dianggap sebagai solusi dari permasalahan tersebut, akan tetapi sejak mulai dikenalnya pangan fungsional, citra dari diversifikasi sendiri semakin terangkat. Adanya pangan fungsional di tengah masyarakat bertujuan untuk menyediakan keberagaman pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus memberikan efek kesehatan yang baik pada kesehatan. Sejatinya, keberadaan pangan fungsional meningkatkan kecenderungan masyarakat, atau preferensi konsumen untuk memilih makanan yang sehat. Adanya perkembangan inovasi ingredient di bidang pangan fungsional dalam memanfaatkan, serta memodifikasi senyawa bioaktif, dapat meningkatkan semangat diversifikasi pangan menuju ke arah yang lebih positif. Hal ini dikarenakan selain merupakan bentuk lain dari upaya diversifikasi, pangan fungsional benar-benar diyakini memiliki efek fisiologis yang spesifik terhadap kesehatan, yang utamanya diarahkan pada penderita penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, penyakit jantung koroner, gangguan pencernaan, dan lain sebagainya. Dengan adanya pangan fungsional, upaya diversifikasi pangan semakin inovatif, serta mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Oleh: Indah Kartika