Sembada Hitam, adalah salah satu produk beras lokal unggulan Kabupaten Sleman dengan jenis beras hitam yang namanya telah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Varietas ini cenderung kurang dikenal masyarakat secara umum bahkan dalam lingkup Kabupaten Sleman sendiri. Tidak jarang petani enggan menanam karena umur tanamnya yang panjang yaitu mencapai 140 hari, atau 40 hari lebih lama dari beras biasa.
Sembada Hitam termasuk varietas lokal yang perlu dijaga keberadaannya untuk mempertahankan eksistensinya. Hal tersebut menjadi semangat baru bagi pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan Sembada Hitam melalui pembinaan pada beberapa kelompok tani hingga saat ini terdapat beberapa kelompok tani yang secara kontinu mengembangkan Sembada Hitam dan membentuk suatu jaringan rantai pasok. Para actor yang terlibat pada rantai pasok Sembada Hitam antara lain petani, kelompok tani, distributor, pengecer, serta konsumen akhir. Sekelompok petani yang menanam Sembada Hitam menjual hasil panen (umumnya gabah kering) kepada kelompok tani. Oleh kelompok tani gabah tersebut diolah menjadi beras melalui proses penjemuran, penggilingan, serta pengemasan (karung) dan dijual kepada distributor. Para distributor umumnya melakukan sortasi dan pengemasan ulang menjadi jumlah yang lebih kecil atau disesuaikan permintaan pengecernya. Para pengecer sendiri terdapat 2 jenis yaitu pengecer besar dan kecil. Pengecer besar seperti ritel-ritel modern dan pengecer kecil yaitu perorangan yang melakukan kegiatan reseller langsung kepada konsumen akhir. Para actor tersebut membentuk beberapa alur rantai pasok dengan alur mayoritas sebagai berikut:
Seiring berjalannya waktu para petani dan kelompok tani tentunya ingin berkembang dengan memperluas jaringan distribusi akan tetapi mereka cenderung belum mendapatkan pasar tetap. Petani menyatakan bahwa diperlukan jembatan antara petani dan pembeli agar kontinuitas produksi dapat berjalan bahkan dapat meningkat. Mereka juga berpendapat bahwa pemerintah harus andil dalam membukakan pasar.
References :
Kristamtini, Setyo W, Sutarno, Sudarmaji, dkk. Pelestarian Partisipasif Padi Beras Hitam Lokal di Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian. BPTP Yogyakarta.
Riyadi, Anisah. Strategi Pengembangan Kinerja Rantai Pasok Beras Hitam di Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Penulis: Anisah Riyadi (TIP 2014)