Keamanan pangan saat ini menjadi perhatian masyarakat dunia. Wabah penyakit pada hewan dapat ditularkan ke manusia seperti flu burung, atau keberadaan bahan kimia diatas ambang batas pada pakan atau makanan dapat mengancam kualitas dan keamanan produk pangan. Keputusan untuk menarik dan penarikan produk yang diidentifikasi tidak aman menjadi suatu kebutuhan yang penting untuk melindungi konsumen dari penyakit yang terkandung pada bahan pangan. Traceability (ketertelusuran) adalah alat manajemen risiko yang memungkinkan pelaku bisnis atau pihak berwenang untuk menanggapi kebutuhan tersebut. Hal tersebut menjadi suatu landasan dari berbagai negara dalam hal kebijakan keamanan pangan1.
Perdagangan produk pangan dan hasil pertanian diperkirakan akan terus meningkat. Perubahan dalam lingkungan perdagangan telah menyebabkan pertumbuhan dalam jaringan produksi global. Hal tersebut telah menyebabkan struktur rantai pasok berkembang menuju peningkatan fragmentasi dan kompleksitas pada banyak perusahaan serta jangkauan global rantai pasok agribisnis. Banyaknya aktor yang terlibat, persediaan yang tidak terprediksi, dan perishable food semakin meningkatkan kebutuhan akan jaminan kualitas dan keamanan dalam kaitannya dengan produk dan proses produksi serta untuk memastikan traceability dan compatibility dalam langkah-langkah keamanan pangan2.
Sistem traceability adalah totalitas data dan operasi yang mampu memelihara informasi yang diinginkan mengenai produk dan komponennya melalui semua atau bagian dari rantai produksi dan pemanfaatannya (ISO 2007). Sistem traceability merekam dan mengikuti proses produksi sebuah produk dan asal material yang didapatkan dari pemasok yang diproses dan didistribusikan sebagai produk akhir (ISO 2005). Karakter dasar dari sistem traceability adalah sebagai berikut1 :
- Identifikasi unit/batch semua bahan dan produk
- Pendaftaran informasi kapan dan dimana unit/batch dipindahkan atau bertransformasi
- Sistem yang menghubungkan data dan mentransfer semua informasi penelusuran yang relevan dengan produk ke tahap berikutnya atau langkah pemrosesan.
Pada praktiknya, sistem traceability adalah sistem pencatatan yang menunjukkan jalur produk tertentu dari pemasok dengan melalui langkah lanjutan menuju konsumen (Gambar 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas traceability adalah sebgai berikut1 :
- Struktur dan organisasi rantai pasok
- Tingkat kolaborasi dalam rantai pasokan
- Jumlah pelaku/aktor dalam rantai pasok
- Kemampuan pelaku rantai pasok untuk mengidentifikasi asal produk
- Kemampuan pelaku rantai pasok mengelola sistem ketelusuran
- Kompatibilitas antar pelaku rantai pasok
- Tujuan suatu produk
- Identifikasi unit lot yang dapat dilacak
- Waktu yang dibutuhkan untuk melacak suatu produk
- Kredibilitas metode penelusuran
- Metode identifikasi dan standardisasi data
- Seberapa jauhnya suatu sistem keterlacakan tergabung dalam suatu yang sudah ada dan sistem manajemen informasi fungsional dan/atau jaminan kualitas/ keamanan sistem
- Peraturan tentang traceability/ketelusuran.
Pada negara maju traceability sudah menjadi sebuah kewajiban. Isu keamanan pangan yang mencuat karena adanya wabah flu burung telah menyebabkan peraturan tersebut dibentuk disertai penegakan peraturan yang memadai. Selain isu keamanan pangan, traceability system juga memberikan jaminan keaslian produk dan memberikan informasi yang dapat dipercaya. Dilain pihak, pada sebagian negara berkembang masih ada tantangan tersendiri untuk mewujudkan sistem tersebut, terutama pada pangan segar atau yang mudah rusak. Kurangnya informasi dan infrastruktur yang baik akan menghambat terbentuknya effective traceability system yang oleh sebagian produsen belum diperhatikan bahkan dianggap memiliki biaya tinggi. Regulasi tentang traceability harus diwujudkan dan produsen serta perusahaan pangan di negara berkembang harus konsisten mengimplementasikan sistem tersebut yang tentunya akan berguna terutama sebagai kendali kualitas dan juga jaminan bagi konsumen.
References :
1International Trade Center. 2015. Traceability in Food and Agricultural Products. ITC. Switzerland.
2World Trade Organization. 2012. World Trade Report 2012, Trade and Public Policies: A Closer Look at Non-Tariff Measures in the 21st Century.
Penulis: Anisah Riyadi (TIP 2014)