Sobat gasifier, berikut ini adalah hasil penelitian tentang pemanfaatan lanjut dari peralatan gasifier yang dikembangkan oleh riset group gasifikasi biomassa. Penerapan Gasifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pengeringan Kakao. Makalah ini dimuat pada Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 dan di presentasikan di Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015 oleh Prof. Bambang Purwantana, dengan ko-autor Bambang Prastowo, Joko Nugroho W.K, dan Angga Fernando.
Abstrak dari makalah dan full papernya adalah sebagai berikut
Abstrak
Dari proses produksi kelapa sawit di Indonesia, dihasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak sekitar 5 juta ton per tahun. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dalam pemanfaatan TKKS adalah mengembangkannya sebagai sumber energi. Nilai panas TKKS relatif tinggi yaitu 4080 kkal/kg. Disamping itu karena yang dimanfaatkan adalah bentuk limbah maka tidak akan menyebabkan kompetisi dengan produk pangan yang saat ini mulai dirasakan. Salah satu metode yang cukup potensial dalam mengkonversi energi dari TKKS adalah melalui gasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penerapan gasifikasi TKKS untuk proses pengeringan kakao dari aspek teknis dan ekonomis. Melalui penelitian ini diukur dan dianalisis kebutuhan TKKS per unit berat pengeringan kakao, waktu yang diperlukan untuk proses pengeringan, biaya operasional pengeringan, Net Present Value (NPV), Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Payback Period dan Break Even Point (BEP). Gasifier tipe updraft dengan menggunakan bahan bakar TKKS digunakan sebagai penghasil gas yang dibakar melalui sebuah kompor gas tekanan rendah. Panas pembakaran kompor dimanfaatkan secara tidak langsung untuk sumber panas alat pengering tipe flat bed dryer melalui sebuah penukar panas (heat exchanger). Untuk setiap ulangan, 40 kg biji kakao yang telah difermentasi selama 6-7 hari dengan kadar air 60-70% dikeringkan sampai kadar air 7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan bakar tandan kosong kelapa sawit untuk mengeringkan 1 kg kakao fermentasi dari kadar air 65% ke 7% adalah 3,1 kg dengan waktu pengeringan selama 22-23 jam. Kualitas hasil pengeringan termasuk dalam kategori well fermented. Besarnya biaya operasional alat adalah Rp. 4.722,-/kg, NPV sebesar Rp. 1.093.279,-, B/C Ratio sebesar 1,01, dan BEP 0,54 tahun atau 143 hari kerja, sementara waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi atau Payback Period adalah 3,53 tahun. Investasi dinyatakan layak dan cukup menguntungkan.
Kata kunci: gasifikasi, tandan kosong kelapa sawit, pengeringan, kakao, kinerja
Full Paper