Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang dibuat dengan proses fermentasi. Pada umumnya yoghurt dibuat dari susu sapi segar, namun tak sedikit pula yang menggunakan susu skim (susu tanpa lemak) dan susu nabati (susu kacang-kacangan) sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt. Dalam pembuatannya, bakteri-bakteri penghasil asam laktat seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus ditambahkan pada susu dimana kedua bakteri tersebut akan menguraikan laktosa pada susu menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menjendal. Selain itu asam-asam organik yang dihasilkan pada yoghurt mampu mengurangi aroma khas susu dan memberikan rasa asam (Yusmarini, 2004)
Adanya bakteri-bakteri baik (probiotik) tersebut menjadikan yoghurt sebagai minuman prebiotik yang memiliki banyak manfaat, salah satunya bagi kesehatan usus. Bakteri probiotik tersebut mampu menciptakan keadaan asam yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain penyebab penyakit sehingga dapat menjaga kesehatan usus dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu bakteri probiotik tersebut juga mampu membantu menyeimbangkan mikroflora usus sehingga dapat membantu melancarkan proses pencernaan.
Menurut Deeth dan Tamime (1981), yoghurt mengandung beberapa kandungan gizi diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, natrium, kalium serta mempunyai kandungan vitamin cukup lengkap yaitu vitamin A, B kompleks, B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (sianokobalamin), vitamin C, vitamin D, vitamin E, asam folat, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin dan kolin. Masing-masing kandungan gizi tersebut tentunya memiliki efek yang baik bagi kesehatan salah satunya dapat meningkatkan kesehatan tulang, dan mencegah osteoporosis karena kandungan kalsium dan vitamin D nya yang sangat tinggi. Yoghurt sangat cocok bagi penderita lactose intolerant (kondisi dimana tubuh tidak dapat mencerna laktosa). Hal ini dikarenakann laktosa pada susu telah diubah menjadi glukosa dan galaktosa yang mudah dicerna.
Dalam penyimpanannya yoghurt lebih baik disimpan dalam lemari es dan jangan dibiarkan pada suhu ruang, karena bakteri pada yoghurt hanya dapat bertahan hidup pada suhu atau temperatur tertentu. Jika yoghurt sudah tidak dingin maka bakteri yang terkandung di dalamnya tidak bisa bertahan hidup dan akan mati, sehingga manfaatnya akan berkurang. Namun jika yoghurt disimpan dalam freezer maka akan berpengaruh pada tekstur dan rasa yoghurt. Apabila kemasan yoghurt sudah dibuka, umumnya yoghurt hanya bertahan selama 3 hari di suhu lemari es (4°C) sehingga lebih baik yoghurt langsung diminum agar manfaat dalam yoghurt tidak berkurang.
Oleh : Hanik Rahmatin
Referensi
Deeth, H.C. dan Tamime, A.Y. 1981. Journal of Food Protection.
Yusmarini dan Raswen E,. Jurnal Natur Indonesia 2004. Evaluasi Mutu Yoghurt, Faperta, Universitas Riau, Pekanbaru.