Beras Sleman merupakan branding beras asli Kabupaten Sleman yang tengah digaungkan oleh pemerintah kabupaten terkait. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa sebab, saat ini beras asal Sleman tidak sedikit yang dijual keluar daerah Sleman yang kemudian dikemas dan dijual kembali di wilayah Sleman. Produk lokal Sleman antara lain adalah beras hitam (Sembada Hitam), beras merah (Sembada Merah), menthik, dan beras lokal lain seperti rojolele. Beras yang dihasilkan oleh petani Sleman umumnya merupakan beras kualitas premium namun dijual curah tanpa brand atau dijual dalam bentuk gabah kering.
Pemasaran beras erat kaitannya dengan rantai pasokan, dimana rantai pasok produk pertanian termasuk kompleks. Kompleksitas tersebut semakin rumit pada komoditas pertanian yang secara alamiah memiliki keterbatasan yaitu mudah rusak, kamba, sumber tersebar, volume panen umumnya kecil dan musiman. Oleh karenanya manajemen rantai pasok beras harus selalu dipantau, baik oleh para pelakunya maupun pemerintah selaku pemegang regulasi. Manajemen rantai pasok merupakan upaya pendekatan dalam mengelola rantai pasok yang mencakup aspek aliran material, informasi, dan uang.
Chopra dan Meindl (2007) menjelaskan bahwa rantai pasok memiliki sifat yang dinamis namun melibatkan tiga aliran konstan yaitu :
- Aliran material, merupakan aliran barang dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Aliran fisik yang dimaksud merupakan aliran material ataupun produk mulai dari bahan baku (supplier) hingga menjadi produk (konsumen). Dalam hal ini material adalah beras.
- Aliran informasi, merupakan aliran yang terjadi baik dari hulu ke hilir maupun sebaliknya dari hilir ke hulu. Informasi yang mengalir merupakan informasi yang berkaitan dengan harga bahan baku, harga produk, stok bahan baku, jumlah pemesanan (order), jadwal pengiriman, data penjulan maupun informasi terkait pemasaran produk.
- Aliran uang adalah perpindahan uang yang mengalir dari hilir (downstream) ke hulu (upstream). Aliran pembayaran yang terjadi meliputi aliran uang, tagihan (invoice), penetanpan harga (pricing) dan credit terms flow yang mengalir dari kosumen hingga ke supplier.
Kegiatan branding harus dimulai dari produsen yaitu petani serta pelaku agroindustri untuk selalu mencantumkan logo Beras Sleman. Upaya branding dapat dilakukan dengan cara melakukan kerjasama dengan pihak ritel untuk memperkuat branding. Kerjasama dengan ritel juga akan memperpendek jalur distribusi dan pengolahan beras. Selain itu dengan mengadakan kerjasama kontrak dengan pihak ritel dapat meningkatkan harga jual yang lebih tinggi, meningkatkan wawasan petani tentang manajemen bisnis dan pengelolaan produksi. Manajemen rantai pasok dilakukan untuk mendapatkan solusi optimal yang berdampak pada biaya rantai pasok dalam proses menyalurkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Dengan selalu diperhatikannya manajemen rantai pasok diharapkan branding terhadap Beras Sleman akan mudah diterima oleh pelanggan serta dapat meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
References
Chopra, S., and Mendl, P. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation [Third Edition]. New Jersey: Prentica Hall.
Aprita, Alexandra. Kerjasama Retail, Cara Pemkab Sleman Perkuat Branding Beras Hasil Produksinya, http://jogja.tribunnews.com/2018/09/10/kerjasama-retail-cara-pemkab-sleman-perkuat-branding-beras-hasil-produksinya.