Ditulis oleh : Lailia Jundi Hapsari (13/347294/TP/10679)
Es krim merupakan salah satu produk makanan beku yang populer dan digemari oleh kalangan anak-anak hingga dewasa. Pada umumnya, es krim dibuat dari susu sapi dengan menggunakan bahan tambahan seperti lemak, gula atau bahan pemanis, bahan padat bukan lemak, dan zat penstabil. Proses yang paling utama dalam pembuatan es krim adalah pembekuan. Selain itu, dalam proses pembuatannya pula, terdapat berbagai inovasi dan rasa yang ditambahkan. Maka tidak heran apabila produk olahan yang satu ini sangat digemari oleh masyarakat. Seperti misalnya di Amerika, berdasarkan artikel International Dairy Foods Association (2017), dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi es krim di Amerika mencapai lebih dari 23 pon es krim setiap tahunnya.
Akan tetapi, di era modern saat ini, pola konsumsi masyarakat sudah mulai berubah. Keputusan konsumen untuk memilih makanan atau minuman tidak hanya berdasar rasa (taste) saja tapi juga manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Dalam artikel FoodReview Indonesia (2016), disebutkan bahwa konsumen mulai mencari pilihan-pilihan alternatif untuk mendukung gaya hidup sehat. Kesadaran yang semakin tinggi terhadap kesehatan mendorong konsumen untuk memilih alternatif yang lebih baik. Oleh karena itu, sebagian orang menghindari untuk mengonsumsi es krim berbahan dasar susu sapi sebab makanan yang manis dan dingin tersebut dapat menaikkan berat badan dan juga mengandung banyak lemak.
Salah satu solusi yang dapat menggantikan es krim tersebut adalah es krim vegan. Es krim vegan merupakan es krim yang terbuat dari bahan-bahan nabati sehingga didalamnya tidak menggunakan bahan seperti susu sapi dan produk turunannya. Susu tersebut dapat digantikan oleh santan, susu almond atau sari kedelai. Salah satu jenis es krim vegan adalah es krim kedelai, dimana sari kedelai menjadi bahan utama untuk es krim ini. Pada es krim jenis lunak ini, hampir semua bahan yang digunakan berasal dari lemak nabati, bahkan tanpa atau sedikit sekali mengandung lemak. Menurut Muaris (2006), es krim sari kedelai sehat dikonsumsi bagi mereka yang mengidap berbagai penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung coroner, diabetes, dan lain sebagainya. Selain itu, di dalam sari kedelai juga terkandung fosfolipida yaitu lesitin yang secara positif memengaruhi kadar kolesterol sehingga dapat membuat awet muda. Oleh karena itu, es krim ini baik untuk kesehatan tubuh.
Untuk membuat kurang lebih 10 porsi es krim kedelai tersebut, menurut Muaris (2006), terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu 900 gram tahu sutera, 375 ml sari kedelai, 1 sdt esens vanilli, dan 6 sdm madu. Untuk cara membuatnya sebagai berikut:
- Campur semua bahan untuk es krim, masukkan ke dalam blender, haluskan hingga lembut. Simpan dalam freezer selama 3 hari.
- Keluarkan dari freezer, keruk, dan kocok dengan mikser hingga lembut. Simpan kembali ke dalam freezer selama 3 jam. Lakukan demikian hingga diperoleh tekstur yang lembut.
- Sajikan es krim kedelai.
Referensi:
FoodReview Indonesia. 2016. Tren “Baru” di Asia Tenggara. Dalam FoodReview Indonesia Vol. XI/No.5/Mei 2016
International Dairy Foods Association. 2017. Ice Cream Sales & Trends. Dalam http://www.idfa.org/news-views/media-kits/ice-cream/ice-cream-sales-trends yang diakses pada tanggal 28 Juli 2017 pukul 20.15 WIB
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2006. Es Krim Tempe Untuk Vegetarian. Dalam http://lipi.go.id/berita/es-krim-tempe-aman-untuk-vegetarian/517 yang diakses pada tanggal 17 Juli 2017 pukul 10.27 WIB
Muaris, Hindah. 2006. Es Krim Susu Kedelai: Tinggi Protein & Rendah Kolesterol. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama