Salah satu bentuk aplikasi pemanfaatan gas hasil gasifikasi biomassa adalah digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak di rumah tangga dan industri. Untuk dapat dibakar dan digunakan dalam kegiatan memasak diperlukan sarana pembakaran berupa kompor. Namun demikan karena pada proses gasifikasi biomassa dihasilkan gas yang bertekanan relatif rendah, maka untuk proses pembakaran gas tidak bisa secara efektif dilakukan dengan menggunakan kompor gas biasa yang sudah ada.
Pengembangan kompor gas bertekanan rendah diperlukan untuk keperluan pembakaran gas hasil gasifikasi biomassa. Penelitian ini dilakukan untuk merancangbangun kompor gas bertekanan rendah dan mengkaji kinerjanya. Proses pencampuran udara dan gas yang optimal ditentukan dengan memvariasi jarak input udara primer dan sekunder dan jumlah lubang input udara. Analisis dilakukan berdasarkan pengaruh jarak lubang dan jumlah lubang terhadap suhu nyala api kompor, waktu nyala api efektif, dan efisiensi energi pembakaran gas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak lubang dan jumlah lubang memberikan pengaruh yang nyata terhadap suhu nyala api kompor serta besarnya efisiensi energi namun tidak berpengaruh nyata terhadap waktu efektif nyala api. Hasil rancangbangun kompor terbaik ditunjukkan pada perlakuan jarak lubang primer dan sekunder sebesar 13,5 cm dengan jumlah lubang 20, masing-masing berdiameter 8 mm. Pada perlakuan tersebut dihasilkan suhu rata-rata penyalaan gas 558,6 C, efisiensi energi efektif 7,6 %, dan secara visual dihasilkan nyala api berwarna biru.
Penelitian di publikasikan oleh Bambang Purwantana , R. Handoyo , Basit Aminudin pada seminar nasional perteta 2012 di Denpasar Bali. Artikel selengkapnya adalah sebagai berikut: