Bantul – Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 pukul 09.00 – 15.00 WIB. Kegiatan yang berjudul Pelatihan Teknik Pascapanen umbi-umbian dan pengembangan irigasi di lahan kering ini bertempat di Balai Desa Terong dan diikuti oleh 30 orang (20 orang ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani “cabe rawit” dan 10 orang bapak-bapak anggota Gerakan Irigasi Bersih Desa Terong) .
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua Departemen Teknik Pertanian&Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Bambang Purwantana, M.Agr dan dilanjutkan sambutan dari Kepala desa Terong. Selain itu juga ada sambutan dari Ketua GIB Bantul, Bapak Nardi, yang menyampaikan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh GIB selama ini dan rencana kedepan yang ingin dilaksanakan oleh GIB untuk kemajuan pertanian di Bantul khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Materi pelatihan yang pertama tentang teknik pascapanen umbi-umbian disampaikan oleh Dr. Sri Rahayoe, STP., MP. Materi disampaikan dengan ceramah dan dialog interaktif tentang proses pengolahan umbi-umbian khususnya talas. Komoditas talah dipilih karena talas banyak terdapat di desa Terong, dan selama ini saat musim panen, keberadaan talas menjadi melimpah dan tidak berharga. Diharapkan dengan diolah lebih lanjut, akan dapat meningkatkan nilai tambah dari talas. Setelah penyampaian teori, peserta diajak praktik menggunakan mesin perajang talas segar dan mesin penepung potongan talas kering.
Materi berikutnya adalah tentang pemasaran hasil olahan produk pertanian yang disampaikan oleh bapak Robert dari Jakarta. Bapak Robert adalah seorang praktisi bidang pertanian yang sudah berpengalaman menangani pemasaran produk pertanian di seluruh indonesia. Para peserta pelatihan diberikan tips-tips dan motivasi untuk menjalankan usaha di bidang pertanian agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Setelah ishoma, materi yang terakhir adalah tentang irigasi kendi di lahan kering yang disampaikan oleh Prof. Putu Sudira dan Dr. Ngadisih. Kendi yang terbuat dari tanah liat dibuat berpori sehingga bisa menampung air dan mengeluarkan air perlahan-lahan untuk mengairi tanaman di sekitarnya. Penerapan irigasi ini cocok untuk daerah-daerah dataran tinggi yang kering seperti desa Terong ini. Peserta pelatihan sangat antusias mendengarkan dan bertanya tentang materi ini saat sesi diskusi.
Sebagai tindak lanjut, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem akan menyerahkan bantuan alat pengolah talas kepada KWT “cabe rawit” yang diketuai oleh bu Laminem. Diharapkan alat tersebut dapat membantu proses pengolahan talas di Desa Terong sehingga bisa meningkat harga jualnya. Selama ini Talas baru diolah menjadi keripik talas, diharapkan kedepannya bisa dikembangkan lagi menjadi tepung talas sehingga desa Terong bisa memproduksi berbagai olahan makanan berbasis tepung talas.
Kontributor
Sri Markumningsih, STP., M.Sc.