Dadih merupakan produk susu fermentasi yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Umumnya dadih dapat dikonsumsi secara langsung maupun bersama nasi. Sekilas makanan ini tampak asing bagi beberapa masyarakat Indonesia. Dadih sendiri berasal dari susu kerbau yang dimasukkan ke dalam tabung bambu dan ditutup menggunakan daun pisang. Kemudian didiamkan selama satu hari dengan suhu ruang hingga terbentuk gumpalan. Menurut Surono et al. (1985), penggumpalan yang terjadi disebabkan adanya mikrobia yang berasal dari bambu dan daun pisang sehingga akan menghasilkan bentuk yang menjendal dan bewarna putih kekuningan serta memiliki aroma yang khas.
Pato (2003) menyatakan dadih mengandung protein tinggi (39,8%) dengan kandungan asam amino esensial yang cukup lengkap, kalsium, serta vitamin B dan K yang terbentuk selama proses fermentasi. Selain itu bakteri pada dadih dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam usus sehingga dapat melancarkan pencernaan. Dadih juga dibuktikan mampu menurunkan kolesterol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. yang merupakan dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM berhasil melakukan isolasi bakteri asam laktat (BAL) dari dadih. Bakteri tersebut dinamakan Lactobacillus sp. Dad 13. Bakteri asam laktat yang ditemukan kemudian dilakukan pengujian lebih lanjut.
Pada pengujian in vivo menggunakan hewan coba menunjukkan bahwa dadih efektif menurunkan kolesterol 39,8% pada hewan coba yang diberi pakan tanpa kolesterol dan 13,4% pada hewan yang diberi pakan tinggi kolesterol. Sedangkan pemberian susu fermentasi oleh probiotik (bakteri) dari dadih mampu menurunkan kolesterol sebanyak 42-45% pada pakan tinggi kolesterol dan 50-53% pada pakan tanpa kolesterol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dadih sangat cocok bagi penderita penyakit jantung.
Saat ini banyak masyarkat Indonesia yang masih belum familiar mengenai dadih padahal seperti yang kita lihat, dadih merupakan salah satu makanan tradisional yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Hal ini pun membuat Prof. Eni Harmayani berinovasi membuat tablet effervescent yang berisi dadih. Sehingga dadih dapat disimpan dalam waktu yang lama, mudah dibawa dan lebih praktis karena untuk mengkonsumsinya tablet tersebut tinggal dimasukkaan ke dalam segelas air.
Oleh : Hanik Rahmatin
Referensi
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI). TRICK. Jakarta. p 31-32.
Pato, U. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat diisolasi dari Dadih untuk Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol5(2)/Usman.pdf. Diakses pada 28 Oktober 2018 pukul 13.30 WIB
Ilustrasi gambar diambil dari linisehat.com