Singkong atau umbi kayu merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Hal itu membuat produksi singkong di Indonesia berlimpah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2015, produksi singkong di Indonesia mecapai 21 juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil singkong terbesar ketiga di dunia, setelah Nigeria dan Thailand. Melihat jumlahnya yang sangat melimpah serta kandungan karbohidrat pada singkong yang tinggi maka tak heran jika singkong masih sering digunakan sebagai sumber bahan baku makanan di Indonesia. Selain itu, saat ini telah banyak dilakukan upaya diversifikasi singkong salah satunya pada pembuatan tape. Tape sendiri merupakan makanan tradisisonal yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia.
Pada umumnya tape dibuat dengan membuang kulit singkong terlebih dahulu. Singkong yang telah dikupas dicuci dan dikukus. Setelah matang, singkong kemudian ditempatkan pada keranjang yang dilapisi daun pisang. Setelah itu, diberi ragi dan penutup. Kemudian dilakukan pemeraman pada suhu 28 – 30 °C selama 2 – 3 hari.
Pada saat proses pemeraman singkong akan terjadi pemecahan molekul-molekul pati pada singkong menjadi gula sederhana. Gula sederhana yang terbentuk akan diubah menjadi alkohol oleh bakteri Saccharomyces cereviciae dan akan diubah menjadi asam-asam organik. Proses fermentasi yang terjadi akan mengubah tekstur singkong menjadi lunak dan memberikan rasa manis.
Makanan tradisional khas Indonesia ini ternyata memiliki sejuta manfaat diantaranya baik bagi saluran pencernaan. Kandungan serat pada singkong tidak larut dalam air akan membantu memperlancar proses buang air besar, serta dapat menyerap dan membuang toksin dalam usus, sehingga pencernaan menjadi sehat. Selain itu, terdapat sejumlah mineral penting dalam tape singkong, seperti kalsium dan fostor yang akan membantu menguatkan tulang dan mencegah tulang mudah keropos. Tape singkong juga mampu mencegah anemia karena memiliki kandungan vitamin B yang kompleks dan beberapa vitamin sehingga dapat meningkatkan produksi sel darah merah.
Melihat banyaknya manfaat yang dikandung oleh tape, maka alangkah baiknya jika kita dapat mengembangkan tape menjadi makanan yang dapat digemari masyarakat karena selain kita bisa mendapatkan manfaat dari tape kita juga dapat melestarikan kuliner khas Indonesia.
Oleh : Hanik Rahmatin
Referensi
Badan Pusat Statistik 2106. Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi (ton), 1993-2015.https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/880. Diakses pada 27 Oktober 2017 pukul 19.30 WIB.